Dalam American Library Association, penilaian autentik
didefinisikan sebagai proses evaluasi untuk mengukur kinerja, prestasi,
motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktivitas yang relevan
dalam pembelajaran. Dalam Newton Public School, penilaian autentik
diartikan sebagai penilaian atas produk dan kinerja yang berhubungan
dengan pengalaman kehidupan nyata peserta didik. Wiggins (1993)
mendefinisikan penilaian autentik
sebagai upaya pemberian tugas kepada peserta didik yang mencerminkan
prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktivitas-aktivitas
pembelajaran, seperti meneliti, menulis, merevisi dan membahas artikel,
memberikan analisis moral terhadap peristiwa, berkolaborasi dengan antar
sesama melalui debat, dan sebagainya.
Penilaian autentik
ada kalanya disebut penilaian responsif, suatu metode yang sangat
populer untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang miliki
ciri-ciri khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu,
memiliki bakat dan minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik
dapat juga diterapkan dalam bidang ilmu tertentu seperti seni atau ilmu
pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi utamanya pada proses atau
hasil pembelajaran.
Penilaian autentik
sering dikontradiksikan dengan penilaian yang menggunakan standar tes
berbasis norma, pilihan ganda, benar–salah, menjodohkan, atau membuat
jawaban singkat. Tentu saja, pola penilaian seperti ini tidak diantikan
dalam proses pembelajara, karena memang bisa digunakan dan memperoleh
legitimasi secara akademik.
Penilaian autentik
dapat dibuat oleh guru sendiri, guru secara tim, atau guru bekerja sama
dengan peserta didik. Dalam penilaian autentik, seringkali pelibatan
siswa sangat penting. Asumsinya, peserta didik dapat melakukan aktivitas
belajar lebih baik ketika mereka tahu bagaimana akan dinilai. Peserta
didik diminta untuk merefleksikan dan mengevaluasi kinerja mereka
sendiri dalam rangka meningkatkan pemahaman yang lebih dalam tentang
tujuan pembelajaran serta mendorong kemampuan belajar yang lebih tinggi.
Pada penilaian autentik
guru menerapkan kriteria yang berkaitan dengan konstruksi pengetahuan,
kajian keilmuan, dan pengalaman yang diperoleh dari luar sekolah.
Penilaian autentik
mencoba menggabungkan kegiatan guru mengajar, kegiatan siswa belajar,
motivasi dan keterlibatan peserta didik, serta keterampilan belajar.
Karena penilaian itu merupakan bagian dari proses pembelajaran, guru dan
peserta didik berbagi pemahaman tentang kriteria kinerja. Dalam
beberapa kasus, peserta didik bahkan berkontribusi untuk mendefinisikan
harapan atas tugas-tugas yang harus mereka lakukan.
Penilaian autentik
sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan peserta didik
karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk belajar bagaimana
belajar tentang subjek. Penilaian autentik
harus mampu menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang
sudah atau belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka
menerapkan pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu
menerapkan perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat
mengidentifikasi materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk
materi apa pula kegiatan remedial harus dilakukan.
No comments:
Post a Comment